November 03, 2009

Ironi itu adalah besi yang bagian belakangnya menyerupai huruf i

Empat minggu sudah Faeyza berada dalam dekapan kasih ibunda, Faeyza Annaya Hermanu Zandra adalah nama yang memiliki makna mendalam bagiku. Nama yang sudah dipikirkan jauh sebelum kamu menangis sejadi-jadinya di dunia ini, nama yang dengan penuh kasih kami berikan kepadamu, Annaya.

Kamu tentu belum mengenal siapa aku, ya aku yang hanya satu malam saja menghabiskan waktu denganmu diantara senyum dan tangis serta kerasnya suara kentutmu malam itu, kamu yang hanya beberapa saat saja berada dalam dekapanku waktu itu, tapi tahukah kamu bahwa aku sungguh2 sangat menyayangimu, sama seperti sayangku terhadap ibumu, meski belum tentu bisa melebihi sayangnya ibumu terhadapmu. Ya, ibumu itu yang selalu berada disampingmu disaat kau bangun, ibumu itu yang selalu menjagamu disaat kau merengek, ibumu itu yang dengan penuh perjuangan memberikan segalanya untukmu. Ibumu itu yang sampai detik ini masih tetap teguh dengan pendiriannya.

Hari2 pasca kelahiranmu memberikan dilema yang besar bagiku, sikap ibumu yang tak tergoyahkan membuat miris tingkah lakuku, tentu aku sangat bahagia akan hadirmu, tentu aku sangat bersyukur akan dirimu, tentu aku sangat ingin meneriakkan kepada bumi langit air api angin dan tanah atas datangnya dirimu, tapi semua itu kusembunyikan dibalik senyum dan tawa yang kubuat, sungguh sebuah ironi yang harus ku telan bulat. kamu tentu belum bisa menelan ironi itu bukan, karena kamu sendiri harus melalui bermacam proses untuk mencapai titik itu, ya kamu harus membiasakan dirimu untuk menyusu terlebih dahulu, kemudian kamu juga harus makan nasi tim terlebih dahulu sebelum gigimu tumbuh dan kamu jangan senang dulu, karena setelah gigimu benar2 tumbuh dan kuat masih banyak yang harus kamu pelajari dari dunia ini. Namun jangan lah sampai kamu ikut2an menelan ironi itu bulat2, karena kalau kamu bisa mengunyahnya sedikit demi sedikit tentu akan lebih gampang menelannya. Oh, sungguh kamu tidak perlu pula melakukan itu, karena cukup aku saja yang merasakannya, aku tentu tak mau kamu begitu dikemudian hari.

Tempo hari, ibu mu dan aku kembali berselisih paham, kamu tentu merasakannya juga bukan?.. ya, karena itu pulalah kemungkinan kamu dibawa ibumu ke Bandung yang menyebabkan kamu demam panas, tapi kamu adalah anak yang kuat sama seperti ibumu, kamu akhirnya bisa sembuh esok harinya. Bukannya aku tidak mau menemui hari itu, tapi andai saja aku bisa menjelaskannya padamu bahwa aku hari itu sedang sok sibuk dengan pekerjaanku tentu kamu mengerti karena dian sepupuku itu sedang hura-hura hari itu yang menyebabkan aku terpaku di tempat kerjaku. Tentu aku sangat berharap bertemu kamu, karena aku dan ibu mu sesungguhnya berniat membelikanmu sebuah kereta, ya kereta!!! kamu tentu percaya bukan, kamu suatu hari nanti akan mendapat kereta buat kamu sendiri!?... Jadi kamu tidak perlu repot2 untuk mengantri membeli karcis di stasiun sana disaat mau berpergian.

Kamu tau kalo kereta itu harganya lumayan mahal bukan?!.. Maka dari itu di hari minggu itu, ya di hari weekend itu, dihari saat sepupuku sedang hura2 dan teman2ku sedang bertamasya aku masih harus bekerja untuk bisa membelika kamu kereta keesokan harinya. Tapi kemudian esok harinya kamu dan ibumu mempunyai janji untuk menemui kakek mu, tentu aku juga tidak jadi menemuimu hari senin itu, karena kamu perlu tau bahwa kereta itu harus kamu coba sendiri sebelum terbeli, aku takut kamu merasa tidak nyaman kalau kamu tidak mencobanya dahulu, maka dari itu aku harus menunggu waktumu untuk bisa ikut bersama-sama membeli kereta itu untukmu, ya kereta pribadimu tentunya.

Sekarang hari selasa, seharusnya kamu memberitahu aku kalau kamu tiba-tiba pulang di jemput nenek mu ke kota industri itu, tentu aku sedikit kecewa dengan sikapmu, tentu aku jadi berselisih paham lagi dengan ibumu, buktinya malam ini kami kembali berdebat, membicarakan hal yang tidak ada titik temunya, dan sekarang ibumu sedang menangis karena keputusanku. Maukah kamu untuk menjaga ibumu untukku?.. Maukah kamu membuatnya kembali tersenyum dan mengusap air matanya itu?.. Maukah kamu mengerti akan hari-hari yang telah di laluinya?!.. Maukah kamu untuk menjadi yang terbaik baginya?.. Maukah kamu dan ibumu memaafkan aku?!.. Kamu harus mau ya!!.. Kamu harus kuat seperti ibumu, ya dia adalah contoh yang baik bagimu, karena dia adalah wanita terindah dihatiku, maka kamu pun harus bisa sepeti itu, menjadi wanita terindah bagi ibumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar