Desember 09, 2009

ini adalah desember tentunya

Ouuuuw... ini adalah desember tentunya, bulan yang penuh hujan dan mati lampu aslinya, disconnect dan bikin jemu tadinya. Ya inilah desember saat ini. Masih duduk di belakang meja mencela dan bermain dengan sedikit mumet dan merica, ngedumel dengan backsound St12 dan rokok yang terus menyala..

Putus asa sudah pasti kurasa, resah dan gundah adalah pelengkapnya. Setelah 2 hari mati rasa dan tutup tanpa pengurangan biaya, kembali di semangati oleh eri dan raka. Ya, 2 orang manusia dari tegal sana yang sekarang ikut bekerja dan juga ikut tertawa tentunya, selain ikut makan dan buang hajat layaknya manusia kebanyakan di tempat kerjanya. Tentu bukan hanya mereka yang telah berjasa, masih ada beberapa lagi yang juga turut bersama, adi pramono misalnya, thanto rey contohnya, iksan padalan sepertinya dan bunda dee pastinya, dan masih banyak lagi ternyata, mereka semua tentu sayang saya, kalau pun tidak biarkan saja, toh mereka tetap sayang saya juga akhirnya..

Kamu tau sekarang tanggal berapa?!.. Ya itu dia, tanggal yang ga mau ku ingat adanya. Pagi tadi si bunda menelpon memberitai, berita yang tak mau ku ingat kabarnya. Yang jelas dia bercerita sedari tadi, atau bahkan sedari 3 hari sebelumnya. Kala itu dia sedang di babel katanya tanpa alasan jawabnya disana, selama 3 hari dia disana, maka selama itu pulalah dia mencoba mengisyaratkan saya akan apa, tapi saya bukan mercusuar, pramuka pun saya tidak becus, jadi untuk apa harus berisyarat. akhirnya dia menceritakan isyaratnya itu, dia bertanya soal chemistry,dia juga bercerita soal feeling bahkan juga bercerita tentang alasan sebenarnya dia harus kesana.

Oh, malas sekali aku harus menceritakan ceritanya lagi di tulisan ini, tapi yang pasti rasa dari ceritanya itu seakan indah, seindah cantiknya sang senja bergelayut di negri laskar pelangi. Bisakah kamu turut merasakan indahnya itu?!.. Ya, kamu harus memakai imajinasimu untuk sampai kesitu. Karena kalau tidak, maka tak akan ada air mata yang keluar dari heningnya tangismu di kamar itu. Tangis yang mengakhiri obrolan di telpon itu.

Apa ada yang pernah kututupi dari cerita hidupku padamu?!.. Sebutkan satu saja dari hal itu kalau kamu bisa!!!...Apa?!..
Nyatanya saya sekarang pun masih terus bercerita padamu, meski kamu hanya bisa diam dan hanya bisa menerjemahkan isi otak dan hatiku di sini lewat pijitan jariku di papan elektrik ini blog..

Ah sudahlah untuk apa lagi aku berceloteh berlama-lama, semuanya sekarang terasa nyata, tak perlu lagi melanjutkan mimpi-mimpi di hari kemarin. Inilah akhirnya ternyata, harus bangun dan mengubah persepsimu tentang dia, harus bangkit dan membuat stimulasi baru buat siapa, harus bangun dan membuat mimpi baru tentang apa, harus melangkah dan merubah tujuan untuk kemana.. Biarlah, biar hujan dan hembusan angin yang membawa cerita ini kemana.
Terima kasih faeyza
Terima kasih Annaya
Terima kasih zandra
Terima kasih siapa
Terima kasih kenapa
Terima kasih apa
Terima kasih kemana
Terima kasih bagaimana
Terima kasih semua

November 03, 2009

Ironi itu adalah besi yang bagian belakangnya menyerupai huruf i

Empat minggu sudah Faeyza berada dalam dekapan kasih ibunda, Faeyza Annaya Hermanu Zandra adalah nama yang memiliki makna mendalam bagiku. Nama yang sudah dipikirkan jauh sebelum kamu menangis sejadi-jadinya di dunia ini, nama yang dengan penuh kasih kami berikan kepadamu, Annaya.

Kamu tentu belum mengenal siapa aku, ya aku yang hanya satu malam saja menghabiskan waktu denganmu diantara senyum dan tangis serta kerasnya suara kentutmu malam itu, kamu yang hanya beberapa saat saja berada dalam dekapanku waktu itu, tapi tahukah kamu bahwa aku sungguh2 sangat menyayangimu, sama seperti sayangku terhadap ibumu, meski belum tentu bisa melebihi sayangnya ibumu terhadapmu. Ya, ibumu itu yang selalu berada disampingmu disaat kau bangun, ibumu itu yang selalu menjagamu disaat kau merengek, ibumu itu yang dengan penuh perjuangan memberikan segalanya untukmu. Ibumu itu yang sampai detik ini masih tetap teguh dengan pendiriannya.

Hari2 pasca kelahiranmu memberikan dilema yang besar bagiku, sikap ibumu yang tak tergoyahkan membuat miris tingkah lakuku, tentu aku sangat bahagia akan hadirmu, tentu aku sangat bersyukur akan dirimu, tentu aku sangat ingin meneriakkan kepada bumi langit air api angin dan tanah atas datangnya dirimu, tapi semua itu kusembunyikan dibalik senyum dan tawa yang kubuat, sungguh sebuah ironi yang harus ku telan bulat. kamu tentu belum bisa menelan ironi itu bukan, karena kamu sendiri harus melalui bermacam proses untuk mencapai titik itu, ya kamu harus membiasakan dirimu untuk menyusu terlebih dahulu, kemudian kamu juga harus makan nasi tim terlebih dahulu sebelum gigimu tumbuh dan kamu jangan senang dulu, karena setelah gigimu benar2 tumbuh dan kuat masih banyak yang harus kamu pelajari dari dunia ini. Namun jangan lah sampai kamu ikut2an menelan ironi itu bulat2, karena kalau kamu bisa mengunyahnya sedikit demi sedikit tentu akan lebih gampang menelannya. Oh, sungguh kamu tidak perlu pula melakukan itu, karena cukup aku saja yang merasakannya, aku tentu tak mau kamu begitu dikemudian hari.

Tempo hari, ibu mu dan aku kembali berselisih paham, kamu tentu merasakannya juga bukan?.. ya, karena itu pulalah kemungkinan kamu dibawa ibumu ke Bandung yang menyebabkan kamu demam panas, tapi kamu adalah anak yang kuat sama seperti ibumu, kamu akhirnya bisa sembuh esok harinya. Bukannya aku tidak mau menemui hari itu, tapi andai saja aku bisa menjelaskannya padamu bahwa aku hari itu sedang sok sibuk dengan pekerjaanku tentu kamu mengerti karena dian sepupuku itu sedang hura-hura hari itu yang menyebabkan aku terpaku di tempat kerjaku. Tentu aku sangat berharap bertemu kamu, karena aku dan ibu mu sesungguhnya berniat membelikanmu sebuah kereta, ya kereta!!! kamu tentu percaya bukan, kamu suatu hari nanti akan mendapat kereta buat kamu sendiri!?... Jadi kamu tidak perlu repot2 untuk mengantri membeli karcis di stasiun sana disaat mau berpergian.

Kamu tau kalo kereta itu harganya lumayan mahal bukan?!.. Maka dari itu di hari minggu itu, ya di hari weekend itu, dihari saat sepupuku sedang hura2 dan teman2ku sedang bertamasya aku masih harus bekerja untuk bisa membelika kamu kereta keesokan harinya. Tapi kemudian esok harinya kamu dan ibumu mempunyai janji untuk menemui kakek mu, tentu aku juga tidak jadi menemuimu hari senin itu, karena kamu perlu tau bahwa kereta itu harus kamu coba sendiri sebelum terbeli, aku takut kamu merasa tidak nyaman kalau kamu tidak mencobanya dahulu, maka dari itu aku harus menunggu waktumu untuk bisa ikut bersama-sama membeli kereta itu untukmu, ya kereta pribadimu tentunya.

Sekarang hari selasa, seharusnya kamu memberitahu aku kalau kamu tiba-tiba pulang di jemput nenek mu ke kota industri itu, tentu aku sedikit kecewa dengan sikapmu, tentu aku jadi berselisih paham lagi dengan ibumu, buktinya malam ini kami kembali berdebat, membicarakan hal yang tidak ada titik temunya, dan sekarang ibumu sedang menangis karena keputusanku. Maukah kamu untuk menjaga ibumu untukku?.. Maukah kamu membuatnya kembali tersenyum dan mengusap air matanya itu?.. Maukah kamu mengerti akan hari-hari yang telah di laluinya?!.. Maukah kamu untuk menjadi yang terbaik baginya?.. Maukah kamu dan ibumu memaafkan aku?!.. Kamu harus mau ya!!.. Kamu harus kuat seperti ibumu, ya dia adalah contoh yang baik bagimu, karena dia adalah wanita terindah dihatiku, maka kamu pun harus bisa sepeti itu, menjadi wanita terindah bagi ibumu.

Oktober 22, 2009

Ini untukmu, ya.. untuk kamu tentunya

Di telpon itu adalah percakapan pertama yang kita lakukan beberapa tahun ke belakang, percakapan yang berujung dengan bertukaran nomor handphone, masih ingatkah kamu apa yang kita bicarakan waktu itu?!.. Percakapan yang beberapa bulan berikutnya kita menjadikannya sebuah rutinitas, rutinitas untuk melakukan obrolan, baik melalui telpon atau hanya sekedar sms saja. sebelum akhirnya kita saling merasa rindu dan memutuskan untuk benar-benar bertatap muka di alun-alun itu.

Kalau kamu mau tau, aku datang lebih awal dari yang kamu bayangkan ketika kamu menyuruhku datang, bahkan janji fitnes dengan edo pun aku batalkan, kamu tentu masih ingat edo bukan?!... ya!!!...edo yang pernah kamu ajak main billiard di ciateul situ.. Kamu kala itu datang terlambat dipertemuan yang kamu jadwalkan itu, bahkan tidak hanya itu, kamu pun tiba-tiba merubah tempat pertemuan kita, tapi tak apa, aku insya Allah adalah laki-laki penyabar, maka ku turuti saja apa mau mu saat itu. Kebiasaan datang terlambat mu ternyata tidak hanya untuk hari itu, namun hal ini terus berlangsung sampai sekarang, tahukah kamu bahwa aku pernah menunggui mu di antara kumpulan tukang ojek dipinggiran apartment itu?.. tahukah kamu bahwa aku bisa mengenal tukang kuda saat menungguimu di katapang situ?.. tahukah kamu bahwa aku bisa menghabiskan berbatang-batang rokok menanti hadirmu?.. tahukah kamu bahwa aku pernah menanti mu di kampus itu lebih dari dua jam?.. tahukah kamu bahwa aku bahkan sering kali memperlambat laju kendaraanku saat menjemputmu dan kamu tetap datang terlambat?... tahukah kamu bahwa aku benar-benar menunggui hadirmu di depanku?.. tahukah kamu bahwa aku benar-benar berharap untuk selalu menemuimu?

Bandung saat itu selalu indah, selalu berbunga ketika kamu berkunjung, membuatku selalu terlena ketika mengingat kecupan lembutmu di punggung tanganku ketika duduk dibelakang sopir taxi yang mengintip di balik spionnya. Taxi yang kemudian kamu pulalah yang membayarkan argonya, karena kamu tau ketika itu aku belumlah punya pekerjaan untuk sekedar membayar ongkos taxi yang sopirnya mengintip terus dari balik spionnya. Mungkin sopir taxi itupun minta ikut di cium tangannya sama kamu, tapi janganlah, karena dia bukan guru ngajimu, salah sendiri jadi sopir taxi jadinya tidak bisa dicium tangannya sama kamu.

Dan BIP adalah tempat yang sering kita kunjungi saat itu, bioskopnya telah beberapa kali kita masuki, meski kitapun telah mencoba beberapa bioskop-bioskop sekelas itu di kota ini, namun bioskop BIP selalu menjadi bioskop favorit bagi kita. Tentu kita tidak hanya sekedar nonton disitu, kita juga makan di foodcourt nya, berantem di cafe nya, bahkan sehabis lebaran kemaren kita tetap berkunjung kesana sekedar beli baju dan celana buat kamu. Oh ya, tentu kamu juga ingat IP bukan?!.. ya, Istana Plasa!!!.... ya..ya..ya... itu juga merupakan tempat yang sering kita kunjungi selain tempat-tempat yang lainnya. Bahkan disitu pulalah kamu mengenal erwin teman kampusku dulu. Bahkan kamu juga sempat bertemu dengan wiki dan husen di situ yang kemudian kamu traktir mereka untuk makan-makan, tentu kamu juga ingat kejadian sebelum kamu traktir wiki dan husen makan waktu itu bukan?!.. Apa?!.. Ya, kamu saat itu bersandiwara kepada semua mengenai pernikahanmu dengan siapa!!... Tentu kamu sekarang sedang tertawa mengingat kembali hal-hal itu.

Itulah kamu, kamu yang selalu tertawa dan selalu terlihat ceria, kamu yang baik dan diterima dengan lapang dada oleh semua temanku, kamu yang telah menjadi bagian hidupku, kamu yang selama ini menjadi kisahku, kamu yang selama ini menjadi bagian diriku, kamu yang selalu mensupport aku, ya itu kamu cinta!!!... Meski kisah kita tak semulus yang dibayangkan orang-orang namun kita selalu kembali dan kembali bercinta. Tentu kamu juga ingat Situ Patenggang bukan?!... Atau mari kita bicarakan Cililin dulu sebelum membahas Situ Patenggang. Pagi sekali aku menjemputmu dari Bandung ke Cililin, karena kamu mau aku begitu, kamu mau aku menunggumu di Alfa itu, yang kemudian kamu mau aku membawamu ke Ciwidey setelah itu, oh waktu itu aku masih muda dan siap untuk diajak kemana saja termasuk setelah perjalananku dari Bandung ke Cililin dan kemudian berlanjut ke Ciwidey, meski kita sama-sama tidak tahu arah mana menuju kesana. Namun kita adalah petualang, kita bisa menebas segala keraguan yang akhirnya membawa kita sampai ke tempat tujuan.

Ya, Situ Patenggang memang indah, indah dengan adanya “batu cinta” ditengah-tengah danaunya, indah dengan perahu sewaan yang membawa kita kesana, indah dengan murahnya harga strawbery yang kemudian kamu borong untuk dibawa pulang, ya semuanya serba indah karena kita selalu jatuh cinta satu sama lain. Bahkan ketika kamu telah berhubungan dengan lelaki itu, kamu masih saja lari menghampiriku, kamu masih saja bercerita segalanya padaku yang kemudian kamu tetap kembali dalam pelukanku, kembali dalam kisah hidupku.

Selain daerah Ciwidey yang telah hampir semuanya kita jamah, Lembang juga merupakan tempat kita sering menghabiskan waktu, masih ingatkah kamu pertama kali kamu memaksa aku untuk ke Lembang pake taxi?, yang akhirnya kamu setuju aku ajak untuk naik angkot saja di siang yang panas itu. Itu adalah hari Jum'at saat kamu memaksaku untuk ke Lembang. Tentu kamu juga ingat surabi enhai bukan?... Ya, itu adalah salah satu tempat favoritmu juga makan disana, bahkan beberapa kali kita terus kembali lagi dan lagi makan di tempat itu... Dan hokben!!.. ya, hokben di setiabudi sana sungguh terasa lezat sekali sore itu disaat kita basah kehujanan menuruni jalanan lembang. Tentu kamu juga ingat lagunya iwan fals bukan?!... ya!!... kita sering sekali teriak-teriak bernyanyi disaat berkendaraan khususnya di kala hujan, dan itu sungguh seru sekali, apalagi disaat suara sumbangku menggema di jalanan mengiringi nyanyianmu yang juga sama sumbangnya dengan suaraku.

Kamulah segalanya bagiku, bahkan aku ikhlas meliburkan hari kerjaku untuk menemanimu. Di minggu ketiga di pekerjaan pertamaku aku memboloskan diriku untukmu, maribaya adalah kunjungan kita saat itu, dan sungguh itu lebih menyenangkan daripada bekerja di belakang meja. Kamu juga tentu ingat pele teman SMA ku bukan?!.. ya, dia saat itu masih bujang dan ugal-ugalan, bahkan kita semua masih bebas dari segala persoalan kedewasaan. Sekarang pele (mungkin) sudah beranjak dewasa, dia sekarang sudah beristri dan memiliki anak yang cantik. Ya dwi yang itu, dwi istri nya pele saat ini adalah dwi yang dulu sempat menghabiskan malam tahun baru bersama kamu, yang sempat sibuk masak bersama kamu juga dan kita sebagai laki-laki hanya bercanda-canda menunggu masakan kalian.

Tentu aku tidak betah jauh-jauh dari kamu, aku bahkan memberanikan diri untuk bekerja di jakarta sana, karena aku pikir jakarta tidaklah seluas itu, aku pikir aku akan bisa datang setiap malam minggu membawa apel ke rumahmu dan aku pikir kostan ku nanti akan dekat dengan tempat tinggalmu. Kamu ingat pertama kali aku menghampirimu di kampus itu bersama teman-temanku?!.. ya, disitulah kamu pertama kali bertemu dengan buyung dan tentu kamu sudah langsung terpesona dengan senyum khasnya bukan?!...dan duto, dan bagus dan teman-temannya bagus disitu pulalah kamu bertemu mereka pertama kalinya. Kamu mengajak kami main di taman anggrek, mengajakku pisah kendaraan dengan teman-temanku, tentu kamu juga masih ingat bahwa pele naik bajaj saat pulang dari taman anggrek dan terbengong-bengong sendiri bukan?!.. oh, kamu harusnya masih ingat bagian itu!!!..

Kamu tentu tau bahwa akhirnya aku mendapatkan kerja di jakarta. Kamu juga tau bahwa husen dan tentunya wiki sangat berjasa menemaniku di awal hariku di jakarta itu, bahkan aku harus tidur di kostan wiki di mampang situ karena aku belum memiliki kostanku sendiri, dan kamu, ya lagi lagi kamu menemani hariku untuk datang membawakanku sarapan di kostan itu, bahkan kamu jugalah yang membawaku memutari jakarta naik kopaja dan berakhir di citos untuk makan. awalnya aku benar-benar berpikir bahwa rumahmu tidak terlalu jauh dari mampang itu karena kamu hampir tiap hari datang menemaniku. Oh betapa berterima kasihnya aku kepadamu yang selalu setia menemaniku.

Tentu kamu jugalah yang mencarikan kostan untukku, dan di belakang kampusmu lah aku tinggal, kamulah yang bersusah payah membersihkan kostanku, kamulah yang mengepel lantainya dari debu, bahkan kamu juga mencucikan pakaianku, dan sekarang itu adalah rumah kedua bagimu, bahkan kamu juga mencari pekerjaan bagimu di dekat situ agar kamu bisa bertemu setiap hari denganku, tentu aku senang, tentu aku bahagia. Tapi kamu tau bukan bahwa kemudian aku ditugaskan jauh dari tempat kostku itu, aku ditugaskan di gedung biru di kawasan jakarta pusat, tentu perjalananku pun menjadi tambah jauh untuk bekerja di perusahaan itu, karena ternyata kampusmu terletak di kawasan jakarta barat. Dan kemudian kita jadi jarang kembali bisa bertemu untuk beberapa bulan lamanya. Tapi tak apa, karena kemudian aku ditempatkan kembali di kebun jeruk, kamu bisa dekat lagi denganku.

Kamu ingat, ketika aku harus pindah kostan karena ibu kostnya yang tidak komunikatif?...Lagi-lagi kamu yang ikut menemaniku mencarikan tempat kost baruku, kamu yang ikut mengepak dan mengangkatkan barang-barangku. Oh itu kamu yang ikut berkeringat membantu aku berkemas, meski aku hanya betah dua bulan saja di tempat kost baru itu dan kemudian pindah ke kostan yang agak lebih sedikit nyaman setidaknya untukku. Ya, di kemanggisan itulah aku baru bisa tinggal lama, di kemanggisan itulah banyak kenangan membekas untuk kita. Kamu masih ingat rasanya sate padang di pasar slipi?...rasanya gorengan, jus mangga, mie bakso, nasi warteg, serta cemilan dan jajanan di pasar slipi itu?.. atau mungkin sate padang, soto padang, pizza hut, lele kremes, bebek yogi kebun jeruk serta hanamasa puri indah?!... andai saja lidahku mempunyai daya rasa yang kuat, maka aku tentu tidak akan melupakan semua itu dan tentu saja aku merindukan semua makanan-makanan itu, sama seperti halnya aku merindukan suasana saat itu bersamamu. Oh ya, kamu tentunya juga membawaku mencicipi sajian warung pasta di kemang atau makan bebek goreng di perempatan mampang atau juga makan a&w di mampang bareng husen dan wiki.... dan tentu saja, ya tentu saja kita pernah berjalan kaki sejauh puluhan kilo pada malam hari disepanjang mampang karena sok tau nya aku yang turun dari kopaja disaat pulang dari citos. Kamu ingat ketika beli kemeja warna merah yang kemarin kamu pakai itu adalah kemeja yang dulu kita beli di ambassador?.. ya, aku ikut menemanimu membeli kemeja itu dan kita sedang berantem saat itu, sungguh situasi yang ga enak sama sekali, namun aku tetap ikut menemani mu bukan?.. aku tetap meminum jus yang kamu beli bukan?.. kamu tetap pulang diboncenganku bukan?... Ya begitulah kita...

Kamu begitu senang berada di dekatku, ya kamu itulah orangnya, maka disaat aku memutuskanmu, kamu menyiramku dan melemparkan gelas minumku di hadapan ganjar, kamu tentu juga masih ingat ganjar kan?!.. dia yang kamu salami dan meminta maaf atas kejadian itu, begitu juga dengan ibu maya yang mempunyai kostan juga kamu salami tangannya atas khilafmu. Lalu kenapa kamu berbuat seperti itu dan tetap terus menjalani harimu bersamaku?.. Tak apalah, aku sudah sangat menyayangimu tentunya dan aku memaafkan dirimu, karena seperti yang sudah kukatakan sebelumnya bahwa aku insya Allah adalah laki-laki penyabar. Nyatanya kita tetap kembali bersama setelah itu, meski dengan di embel-embeli dengan beberapa perjanjian. Kita dulu memang sering kali bertengkar, dan itu wajar karena kita masih muda dan keras kepala namun kita tetap bisa menyisihkan pertengkaran-pertengkaran itu sampai sekarang.

Hidup di jakarta ternyata tak senyaman yang aku bayangkan, meski kamu selalu berada disampingku disaat aku lemah, meski kamu selalu mengangkatku disaat aku jatuh, namun aku tidaklah sekuat yang aku bayangkan, aku mulai memikirkan masa depan kita, aku harus kembali pulang kekota tempat aku dibesarkan, aku harus memulai pekerjaan baru, pekerjaan yang tentunya dapat menafkahi kamu dan anak-anakku nantinya, begitulah cita-citaku pada awalnya dan tekadku sudah bulat, harapku bahwa kamu harus terus mendampingiku, kamu harus bisa kembali berpisah dariku seperti dulu, dan dengan berat hati kamu mengamini tujuanku.

Bandung sekarang tidak lagi seindah dulu, bandung kali ini tidak selalu berbunga seperti dulu. Kamu sekarang mempunyai kesibukan sendiri dengan pekerjaanmu dan aku juga memiliki kesibukan dengan rencanaku. Ini adalah realita yang harus tetap kita jalani, ini adalah harga mati demi sibuah hati.

Ditengah kesibukan dan jadwal mu yang padat kamu masih bisa menyempatkan dirimu untuk menemuiku, kita sekarang sering berkunjung ke metrohaus karena di situlah sekarang aku sering menghabiskan waktuku bersama teman-teman, ya...sekarang kamu jadi tau kan rasanya kerupuk pedas, kamu jadi tau kan rasanya tahu berdarah, kamu jadi tau kan rasanya mie kocok mang daeng, kamu jadi tau kan rasanya es durian, kamu jadi tau kan rasanya makan di kedai mangga, apakah kamu pernah diusir waktu makan di sana?... oh, tentu kamu pernah mengalami hal itu karena memang begitulah adanya.

Alhamdulillah, sekarang cita-citaku beberapa bulan kebelakang sudah terwujud, aku sekarang sudah memiliki pekerjaan sendiri, kamu juga sudah beberapa kali datang kesini, bahkan kamu juga ikut membantu menemaniku membeli perkakas di pasar unpad itu, pasar yang hanya ramai satu kali dalam seminggu, sayang kamu tidak menemukan kelambu dipasar itu. Dan tentu kamu juga kembali membereskan tempat tinggal baruku, kamulah yang membuat dapurnya menjadi bersih, kamu lah yang memasakkan udang saos tiram buat aku dan si kasep, kamu juga yang membelikan bakso buat si kasep. Namun sekarang si kasep sudah tidak lagi disini, dia sekarang sudah kemana dengan siapa.

Kemarin lusa kita kembali bersua, sekarang kamu tidak lagi sendiri, buah hatiku telah kau miliki, ya!! itu buah hati yang telah kau jaga dengan seksama selama puluhan minggu, tentu dia cantik, tentu dia sempurna, tentu hidungnya mancung, tentu tangisnya kencang, tentu dahinya jenong, tentu dia jahil, tentu pula kentutnya keras. Dia akan selalu mengingatkanmu akan diriku, dia akan selalu menjadi milikimu, pasti kamu akan bahagia di buatnya karena dia sungguh sangat lucu bukan?.. Pasti kamu di buat terpesona oleh mimik mukanya karena dia selalu memainkan bibirnya bukan?.. Pasti kamu dibuat tertawa olehnya karena dia tau kamu akan pasti tertawa oleh ulahnya bukan?... Pasti kamu akan selalu menyayanginya karena dia tidak rewel bukan?.. Pasti, pasti kamu akan selalu menyayanginya melebihi sayangmu terhadap semua hal yang pernah kamu sayangi sebelumnya.

Andai saja aku bisa menulis lebih bagus dari ini, andai saja aku bisa mengingat kisah ini dengan lebih rinci, andai saja aku bisa menceritakan kisah ini lebih dramatisir dari ini dengan alunan musik yang mendayu-dayu, andai saja perjalanan ini lebih mulus dari ini, andai saja aku bisa lebih bersyukur lagi, andai saja... ya andai saja semuanya sebagus yang aku harapkan, semoga kau selalu bisa mengerti aku.